Bagaimana bentuk piramida Gunung Padang?

Situs Gunung Padang, kata Danny Hilman, bukanlah bukit alami melainkan konstruksi berbentuk piramida berlapis.

Lapisan pertama yakni yang paling atas – yang dipenuhi tanah, tumbuh-tumbuhan, berusia 1.000 2.000 tahun sebelum Masehi.

Lapisan kedua yang terdiri dari tumpukan pecahan batuan kolom dengan panjang hingga 1 meter, berusia 5.000 - 6.000 tahun sebelum Masehi.

Lapisan ketiga atau yang tertua berusia 16.000 - 27.000 tahun sebelum Masehi.

Sumber gambar, Archaeological Prospection/Natawidjaja

"Di lapisan tiga ini terdiri dari batuan yang lapuk, tanah liat hingga butiran kerikil dan batuan vulkanik yang tidak teridentifikasi. Ada juga batuan yang mengandung batuan kolom yang sangat lapuk berbentuk pilar vertikal."

Danny Hilman berkata, usia yang begitu lama pada lapisan terakhir memunculkan dugaan bahwa saat bangunan itu dibuat kemungkinan terjadi bencana yang berkaitan dengan banjir besar – atau kepunahan massal.

Setelah bencana, sambungnya, lapisan kedua dibangun dengan menimbun terlebih dahulu konstruksi pertama.

Di inti piramida, tim peneliti menemukan apa yang mereka gambarkan sebagai struktur batu lava yang "dipahat dengan cermat" dan "masif" yang terbuat dari andesit – sejenis batuan beku berbutir halus.

Sumber gambar, Archaeological Prospection/Natawidjaja

Merujuk pada konstruksi dan pahatan bebatuan, tim peneliti meyakini situs ini sudah ada sejak Zaman Es periode terakhir.

"Temuan ini menantang keyakinan konvensional bahwa peradaban manusia dan pengembangan teknik konstruksi canggih muncul selama periode awal Holosen atau awal Neolitikum."

"Pembuat lapisan ketiga dan kedua di Gunung Padang pasti memiliki kemampuan tukang batu yang luar biasa – yang tidak sejalan dengan budaya pemburu dan peramu tradisional."

Ahli geologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN) ini mengatakan temuan tersebut punya arti luar biasa untuk sejarah Indonesia.

Kalau selama ini pengetahuan peradaban Indonesia dimulai dari Kerajaan Kutai pada abad ke-4 Masehi, maka sesungguhnya peradaban sudah ada sebelum itu.

"Secara umum Indonesia seperti terbelakang, seperti anak bawang dibanding dengan India atau China yang sejarahnya lebih tua," ucap Danny Hilman.

Sumber gambar, Fairfax/Getty Images

Itu mengapa dia dan tim peneliti berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap rahasia tersembunyi sekaligus peradaban kuno di situs misterius tersebut.

Sebab meskipun situs ini sudah terkubur sekitar 9.000 tahun yang lalu, tapi orang-orang dari berbagai daerah kerap mendatangi lokasinya.

FA Cup, Kompetisi Sepak Bola Tertua di Dunia

FA Cup terbuka bagi klub-klub dari divisi 1 sampai 9 sistem English Football League (EFL). Sementara klub-klub divisi 10 dijadikan ‘peserta alternatif’ (stand-ins), apabila terdapat klub-klub dari divisi 1-9 yang tidak dapat atau ditolak keikutsertaannya untuk mengikuti turnamen ini.

Total peserta FA Cup dapat berubah-ubah tiap tahunnya. Ini salah satunya disebabkan karena jumlah kehadiran klub baru serta pembubaran klub lama yang tidak merata.

Selain itu, ekspansi serta reorganisasi kompetisi yang terjadi pada kasta Non-League Football (divisi 5 ke bawah) juga berdampak signifikan pada perubahan jumlah peserta.

Kompetisi FA Cup musim 2011/12 mencatatkan rekor peserta terbanyak, yaitu 763 klub. Sementara untuk musim ini, akan ada total 732 klub yang ikut berpartisipasi dari babak kualifikasi hingga babak inti FA Cup.

Kompetisi FA Cup terbagi ke dalam beberapa ronde. Babak kualifikasi diselenggarakan dalam 6 ronde. Rinciannya sebagai berikut: Extra Preliminary Round, Preliminary Round, First Qualifying Round, Second Qualifying Round, Third Qualifying Round, dan Fourth Qualifying Round.

Pada babak kualifikasi FA Cup musim 2023/24, akan ada total 640 klub yang akan saling bersaing demi memperebutkan 32 tempat di babak inti.

Sementara babak inti dilakukan dalam 8 ronde. Rinciannya antara lain, First Round, Second Round, Third Round, Fourth Round, Fifth Round, Quarter Finals, Semi Finals, dan Final.

Babak inti FA Cup sendiri akan diikuti total 124 klub, yang terdiri dari 32 klub yang lolos dari babak kualifikasi + 92 klub yang lolos otomatis (20 klub Premier League + 72 klub EFL).

Laga final kompetisi sepak bola tertua di dunia ini diselenggarakan di stadion ikonik Wembley Stadium. Stadion yang dulunya bernama Empire Stadium ini telah menjadi venue laga puncak sejak mulai dibuka pada tahun 1923.

Sebelumnya, beberapa lokasi digunakan sebagai penyelenggara partai final FA Cup, di mana stadion Kennington Oval/The Oval (22 kali) serta stadion Crystal Palace (21) menjadi tempat yang paling sering digunakan.

Setelahnya, Wembley secara reguler menjadi tuan rumah laga final piala tertua di dunia ini, kecuali pada laga replay final FA Cup 1970 yang sempat dilangsungkan di Old Trafford.

Pada 2001, atau setelah 78 tahun selalu menjadi venue langganan final, Wembley dibongkar dan mengalami fase rekonstruksi, sebelum akhirnya dibuka kembali pada tahun 2007 sebagai New Wembley.

Selama proses rekonstruksi Wembley, Millennium Stadium di Cardiff, Wales, menjadi tuan rumah sementara partai-partai puncak FA Cup.

Pionir kompetisi profesional dunia

Digelar sejak 1871, Piala FA memang memberikan jasa besar pada pertumbuhan kompetisi profesional. Sistemnya memang masih cukup luas, dengan mengizinkan klub-klub dari 10 level piramida kompetisi Inggris berlaga.

Lewat sistem yang berjenjang, 20 tim kasta tertinggi memiliki keistimewaan tersendiri karena sudah bisa lolos ke babak utama alias 32 besar. Sedangkan, sisanya harus melewati fase kualifikasi.

Rekor peserta terbanyak adalah pada musim 2011/12. Kala itu, ada 763 klub yang ikut berkompetisi.

Pada era sebelumnya, monopoli klub kasta tertinggi kerap terjadi. Namun, kini kejutan demi kejutan bisa muncul. Bahkan, klub-klub kasta ketiga atau kedua saja bisa menyingkirkan tim Premier League.

Juara Piala FA, nantinya bakal mendapat tiket gratis ke kompetisi kasta kedua Eropa, alias Liga Europa.

Sejarah Piala FA, Ajang Bergengsi Menyatukan Inggris

Charles W. Alcock, seorang aristokrat Inggris dan ketua FA pertama adalah orang yang memiliki ide agar sepak bola bisa dimainkan oleh semua khalayak, agar turnamen sepak bola ini tidak hanya dinikmati oleh kaum bangsawan maupun aristokrat Inggris semata.

Salah satu yang melatarbelakanginya ide Charles adalah kemajuan kereta api di Britania yang mampu menghubungkan tiap wilayah, serta bagaimana sepak bola juga dinikmati oleh kaum buruh, serta rakyat biasa di seantero Britania.

Maka, dibuatlah pertandingan antara bangsawan di pelbagai tempat, serta pertandingan dan buruh. Hingga turnamen ini pun berkembang pesat.

Di Piala FA pula, seluruh level kompetisi di sepak bola Inggris bisa bertemu. Baik di level tertinggi di Premier League, Championship dan level liga terbawah pun bisa turut serta merebut piala FA.

Sejarah mencatat, Piala FA akhirnya jadi turnamen paling awal dalam sejarah sepak bola dunia.

Baca Juga: Jelang Chelsea vs Liverpool di Final Piala FA, Van Dijk Sesumbar Hal Ini

Dalam sejarah, Arsenal menjadi pemegang paling banyak trofi Piala FA dengan 14 gelar, disusul Manchester United dengan 12 gelar.

Sedangkan Chelsea vs Liverpool yang akan bertanding pada laga final tahun ini masing-masing mengoleksi 8 dan 7 gelar.

Jika Liverpool mampu memenangkan gelar trofi Piala FA ini, maka rekornya akan sama dengan Chelsea dan Tottenham Hotspurs dengan 8 trofi.

Dilansir dari Kompas.com untuk trofi Piala FA mengalami beberapa perubahan perubahan.

Trofi yang kita kenal saat ini sendiri merupakan desain kedua yang kali pertama digunakan pada edisi 1911, disertai dua buah replika buatan tahun 1992 dan 2014.

Ukuran trofi Piala FA memiliki tinggi 61,5 cm dengan berat mencapai 6,3 kilogram untuk salah satu replikanya, sekaligus memiliki nilai taksiran mencapai 1 juta poundsterling atau sekitar 20 miliar rupiah.

Apakah Juara Mendapat Slot Kompetisi Eropa?

Pemenang kompetisi FA Cup akan mendapatkan jatah lolos otomatis ke kompetisi kasta kedua Eropa, yaitu Liga Europa (sebelumnya dikenal dengan nama UEFA Cup).

Meskipun klub yang menjadi juara ini terdegradasi dari atau bukan peserta Premier League, mereka tetap berhak bermain di Liga Europa musim depannya.

Lalu, bagaimana jika klub pemenang FA Cup ternyata sudah mendapatkan jatah lolos ke Liga Champions atau Liga Europa berdasarkan peringkat mereka di klasemen liga?

Sebelumnya, tim yang kalah di final FA Cup yang akan diberikan jatah kompetisi Eropa ini, di mana mereka akan memulai Liga Europa dari babak kualifikasi ronde ketiga. Namun, sejak musim 2015/16, UEFA tidak lagi mengizinkan sebuah klub untuk dapat lolos ke kompetisi Eropa hanya dengan bermodalkan status sebagai runners-up FA Cup.

Saat ini, jika klub yang menjuarai FA Cup ternyata sudah mendapatkan jatah lolos ke Liga Champions atau Liga Europa, maka slot Eropa via FA Cup ini akan diberikan kepada tim yang berhasil finis tertinggi di Premier League, dengan catatan tim ini belum mengantongi jatah kompetisi Eropa.

Skenario seperti ini terjadi pada musim 2022/23, di mana kompetisi FA Cup dimenangi oleh klub yang sudah mendapatkan jatah lolos Liga Champions otomatis, yaitu Manchester City.

Sehingga, jatah Liga Europa via FA Cup diberikan kepada klub dengan peringkat finis tertinggi di liga dan belum mengantongi tiket Eropa. Brighton & Hove Albion berhak mendapatkan slot Liga Europa 2023/24 karena berhasil finis di posisi 6 Premier League musim lalu.

Nah, itu tadi ulasan singkat terkait kompetisi sepak bola tertua di dunia, FA Cup. Turnamen ini akan genap berusia 152 tahun pada musim ini. Statusnya sebagai piala tertua di dunia nampaknya membuat FA Cup dilihat lebih prestis ketimbang turnamen-turnamen Piala/Cup lainnya di Inggris.

Jika pada kompetisi domestik negara lain juara liga biasanya dipertemukan dengan juara piala liga di awal musim, tidak demikian dengan Inggris. Di sini, juara Premier League akan bertanding melawan juara kompetisi FA Cup, bukan juara piala liga Inggris (Carabao Cup), pada laga bertajuk FA Community Shield.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Piala FA merupakan turnamen paling tertua di dunia yang diadakan di Inggris. Kompetisi sepak bola tahunan dengan sistem gugur ini dijalankan langsung oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).

Piala FA pada mulanya diperebutkan 17 klub di musim 1871-1872. Sepanjang perhelatan FA Cup kerap tersaji momen menarik yang dilakukan pemain atau klub. Tak jarang rekor-rekor menakjubkan diukir di ajang tersebut.

Baca Juga: Setiap Orang Memiliki Kesempatan: Bertaruh pada Tim Favorit Liga Primer dengan 1xBet!

Sejarah mencatat, Nottingham Forest menjadi klub yang mengukir rekor gol terbanyak dalam satu pertandingan. Capaian itu terjadi pada musim 1890-1891 saat Forest menghancurkan Clapton dengan skor telak 14-0.

Sementara itu, rekor rata-rata pemain tertua yang berlaga di final digenggam oleh Arsenal. Tim asal London menurunkan punggawa yang rata-rata berusia 31 tahun pada skuad utamanya ketika menyingkirkan Liverpool di final 1950.

Sejauh ini, The Gunners menjadi klub yang paling banyak menjadi pemenang dengan koleksi 14 gelar. Arsenal juga menjadi tim yang paling sering berlaga di partai final Piala FA sebanyak 21 kali.

Baca Juga: 6 Kekalahan Paling Memalukan Arsenal saat Berlaga di Kandang

Sejak final 1872, ada 13 klub yang berhasil melaju ke partai pamungkas, tetapi tak pernah bisa membawa pulang piala ke markasnya. Mereka adalah Birmingham City, Hull City, Bristol City, Luton Town, Fulham, Queens Park Rangers, Queens Park, Brighton & Hove Albion, Watford, Crystal Palace, Stoke City, Middlesbrough, dan Millwall.

Salah satu final yang berjalan sengit adalah terciptanya 3 gol pada masa injury time. Hal ini terjadi saat Arsenal mengalahkan Manchester United 3-2 pada final 1979.

Final 2006, saat Liverpool menghancurkan West Ham lewat drama adu penalti, dianggap sebagai salah satu final terbaik. Kala itu, Si Merah yang difavoritkan tertinggal lebih dulu sebelum Steven Gerrard mampu menyamakan kedudukan pada injury time babak kedua. Namun peraih 6 gelar Piala FA itu kemudian bisa memaksakan skor imbang 3-3 dan akhirnya menang lewat adu penalti.

Baca Juga: Arsenal Juarai Comunnity Shield Mengalahkan Man City, Menang Dramatis

Ashley Cole menjadi pemain yang paling banyak mengangkat trofi Piala FA sebanyak 7 kali. Ia melakukannya bersama Meriam London pada 2002, 2003, dan 2005. Bek kelahiran 20 Desember 1980 itu lalu menambahkan lebih banyak gelar tersebut bersama Chelsea pada 2007, 2009, 2010, dan 2012.

Sedangkan Didier Drogba merupakan pemain yang tidak hanya paling sering tampil di final tetapi juga membikin gol. Legenda The Blues asal Pantai Gading membuat rekor itu pada final 2007, 2009, 2010, dan 2012. (git)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Jakarta, IDN Times - Gengsi Piala FA kini tak seperti dulu. Piala FA mulai turun pamornya, tak sesuai statusnya sebagai kompetisi sepak bola tertua di dunia.

Ya, Piala FA merupakan kompetisi profesional pertama yang pernah ada di muka bumi. Baru setelahnya, kompetisi lain seperti Scottish Cup, Birmingham Senior Cup, dan lainnya mengikuti.

Bisa dibilang, Piala FA merupakan pionir dalam kompetisi sepak bola profesional. Namun, status itu tak lagi dilirik sekarang.

Piala FA dianggap hanya menjadi kompetisi pendamping, untuk Premier League. Tak banyak orang yang tertarik buat menyaksikannya.

Namun, jangan lagi berpikiran demikian. Karena, belakangan Piala FA sudah memberikan warna berbeda dalam kompetisi di Inggris.

Arsenal jagonya Piala FA

Sejauh ini, Arsenal menjadi tim yang paling sering juara Piala FA. Mereka mengoleksi 14 trofi Piala FA.

Arsenal memulai kedigdayaannya pada 1930. Terakhir kali, mereka mengangkat trofi Piala FA pada 2020. Dalam era milenium, Arsenal meraih delapan mahkota Piala FA.

Itu bertepatan dengan rezim Arsene Wenger. Makanya, Wenger dinobatkan sebagai jagonya Piala FA karena menjadi manajer paling sering juara di kompetisi ini.

Baca Juga: Manchester United yang Mau Buktikan Diri Kontra Liverpool

JAKARTA, KOMPAS.TV – Final Piala FA 2022 akan tersaji antara Chelsea vs Liverpool pada Sabtu (13/5/2022).

Lantas, bagaimana sejarah Piala FA dan kenapa kerap disebut sebagai kompetisi sepak bola tertua di dunia ini?

Sejarah Piala FA tidak terlepas lahirnya organisasi yang mewadahi sepak bola Inggris, yaitu Football Association (FA) atau Asosiasi Sepak Bola Inggris di London pada 1863.

Organisasi ini menjadi penggerak utama sepak bola jadi popuper di Inggris sejak kali pertama digelar tahun 1871 bernama Football Association Challenge Cup. Kelak, turnamen ini kita kenal Piala FA hingga sekarang.

Piala FA pertama kali diselenggarakan pada musim 1871-1872. Saat itu Piala FA hanya diikuti oleh 15 klub. Klub pertama yang menjadi juara adalah Wanderers FC.

Dikutip dari situs resmi FA, Wanderers FC akhirnya keluar sebagai kampiun edisi perdana Piala FA usai mengalahkan Royal Engineers pada partai final yang digelar di Kennington Oval dan dihadiri oleh sekitar 2.000 penonton.

Baca Juga: Final FA Cup 2022: Head to Head Liverpool vs Chelsea

Pertandingan pertama dilaksanakan pada 16 Februari 1867.

Youdan Cup tercatat pertama kali diselenggarakan pada 16 Februari 1867 atau empat tahun sebelum FA Cup bergulir.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Seperti apa penelitian Gunung Padang?

Temuan terbaru dari penelitian yang dilakukan Danny Hilman Natawidjaja dan sejumlah ahli sebetulnya menguatkan kesimpulannya yang terdahulu bahwa Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berpotensi menjadi piramida tertua di dunia.

Bahkan situs tersebut kemungkinan berusia 10.000 tahun lebih tua dari Piramida Giza di Mesir dan Stonehenge yang terkenal di Inggris.

Dalam jurnal ilmiah Archaeological Prospection yang baru-baru ini terbit, tertulis bahwa dia beserta tim sudah melakukan survei terpadu di Gunung Padang selama tiga tahun, sejak November 2011 hingga Oktober 2014.

Survei-survei itu di antaranya dengan melakukan pemetaan lanskap dan permukaan situs, pengeboran inti, pembuatan parit, dan teknik geofisika terpadu yang melibatkan metode Tomografi Resistivitas Listrik (ERT) dua dimensi serta tiga dimensi, juga Radar Tembus Tanah (GPR).

Kemudian operasi penggalian dimulai pada pertengahan tahun 2012 dengan sebagian besar pekerjaan dilakukan pada Agustus hingga September 2014.

Sumber gambar, Fairfax/Getty Images

Untuk 'parit' yang digali, ukurannya bervariasi antara 1,2 meter sampai 3,9 meter dari permukaan dan kedalamannya mencapai antara 2 dan 4 meter.

"Penggalian parit dilakukan secara manual dengan menggunakan berbagai alat, antara lain sekop dan cangkul," tulis Danny Hilman.

Sementara kegiatan pengeboran inti situs dilakukan untuk mengeksplorasi lapisan batuan yang lebih dalam.

"Untuk aktivitas ini kami menggunakan peralatan pengeboran Jacro 100 yang dilengkapi dengan mata bor berlian NQ berukuran diameter 2 inci dan inti barel 5 kaki."

Batuan dari inti situs tersebut, sambungnya, diteliti dengan analisis petrologi dan petrografi agar diketahui komposisi dan karakteristiknya.

Adapun sampel tanah organik diekstraksi secara hati-hati yang kemudian digunakan untuk analisis penanggalan karbon.

"Intinya ingin menentukan umur Gunung Padang, karena tanah itu mengandung unsur organik yang bisa ditentukan unsur karbonnya yang berasosiasi dengan umur bangunan," ujar Danny Hilman kepada BBC News Indonesia, Rabu (08/11).

Trofi bernilai 100.000 poundsterling.

Trophy Youdan Cup yang benar-benar berbentuk seperti teko itu dianggap memiliki nilai sejarah yang tinggi dan panjang. Tak heran bila piala tersebut bernilai 100.000 poundsterling atau saat ini setara hampir Rp 2 miliar. Kendati demikian, Youdan bersikukuh tak ingin menjual piala tersebut sebab ada nilai historis di dalamnya.

Gengsi tak pernah pudar, hanya terangkat kembali

Pamor Piala FA belakangan terangkat lagi setelah sejumlah big match tercipta di fase krusial. Hadirnya Liverpool versus Manchester City dalam final yang digelar di Wembley Stadium, 16 April 2022, telah memulihkan status Piala FA sebagai salah satu kompetisi yang bergengsi. Buktinya, kala itu puluhan ribu penonton rela buat menyaksikannya.

Bahkan, di berbagai belahan dunia, laga ini disaksikan. Maklum saja, duel Liverpool versus ManCity mendadak intens dalam beberapa musim belakangan, lantaran persaingan yang begitu ketat. Hingga, persaingan keduanya dianggap sebagai yang terbaik dalam sejarah Premier League.

Bayangkan saja, di era manajerial Juergen Klopp dan Pep Guardiola, keduanya kerap beradu kuat dalam urusan trofi domestik. Bahkan, persaingan Liverpool dan ManCity sempat terjadi di Liga Champions.

Statistik yang muncul di antara keduanya juga luar biasa. Dalam 22 pertemuan terakhir, keduanya saling mengalahkan di berbagai ajang. Sejauh ini, rekor Liverpool arahan Klopp masih terbilang lebih baik, dengan delapan kali menang, delapan imbang, dan tujuh kali kalah.

"Piala FA itu begitu prestisius, terkadang melebihi Premier League," kata manajer ManCity, Pep Guardiola, dilansir Sky Sports.

Kali ini, gengsi Piala FA kembali naik. Itu karena ada duel klasik yang menyelimuti di perempat final ketika Manchester United jumpa Liverpool.

Partai ini begitu dinantikan oleh banyak pihak. Bahkan, manajer MU, Erik ten Hag, merasa pertemuan dengan Liverpool menjadi momen pembuktian anak-anak asuhnya bisa berkompetisi di level tinggi atau tidak.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

"Kami mau membuktikan ke semua orang, bisa main di level tinggi. Kami juga sadar harus melakukan semua bersama-sama," ujar Ten Hag dilansir situs resmi klub.

Baca Juga: Klopp Gak Takut MU saat Pertama Kali Datang ke Liverpool